Rabu, 30 Maret 2011

I'TIBAR DARI KISAH QARUN


Q.S Al-Qasas : 79-82

فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ (79) وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ لِمَنْ آَمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا وَلَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الصَّابِرُونَ (80) فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الْأَرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُونَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِينَ (81) وَأَصْبَحَ الَّذِينَ تَمَنَّوْا مَكَانَهُ بِالْأَمْسِ يَقُولُونَ وَيْكَأَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَوْلَا أَنْ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا لَخَسَفَ بِنَا وَيْكَأَنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ (82)

79. Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya[*]. berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; Sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".
80. Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang yang sabar".
81. Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan Tiadalah ia Termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).
82. Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata: "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang- orang yang mengingkari (nikmat Allah)".

[*] Menurut mufassir: Karun ke luar dalam satu iring-iringan yang lengkap dengan pengawal, hamba sahaya dan inang pengasuh untuk memperlihatkan kemegahannya kepada kaumnya.

Pelajaran yang dapat dipetik dari Q.S Al-Qasas : 79-82

1.      orang bisa bersikap sombong dan congkak karena memiliki harta kekayaan (kemewahan) yang banyak. Karena kebanyakan orang yang dulunya hidup sederhana bahkan penuh kekurangan, tiba-tiba setelah kaya, ia lupa dengan dirinya, dan menganggap bahwa harta kekayaan itu adalah hasil jerih payah (usahanya) bertahun-tahun, sedangkan orang lain tidak ada yang peduli dengannya . sifat jelek yang lainnya yang dimiliki oleh orang yang hidup penuh kemewahan adalah tabzir (boros) pada hartanya. Tidak memperdulikan berapa harta yang sudah ia habiskan. Perlu diingat bahwa semua harta yang dimiliki akan ditanya dari mana diperoleh dan kemana dipergunakan.
2.      orang yang pikiran dan keinginannya untuk kesenangan duniawi tidak akan puas dengan apa yang ada ditangannya, ia selalu melihat orang yang lebih darinya, dan selalu berangan-angan. Kebanyakan manusia mengukur kebahagiaan itu dengan kekayaan (hidup mewah), sedangkan kesengsaraan itu dengan kemiskinan.
3.      orang yang berilmu adalah orang yang insaf (sadar) dalam menyikapi segala hal yang menipu (seperti kesenangan duniawi). Sebab ia yakin bahwa kesenangan duniawi sifatnya sementara (tidak kekal). Oleh karena itu orang yang berilmu adalah orang yang pandai mengelola hartanya pada jalan yang diredhoi Allah, pada jalan yang mendatangkan pahala.
4.      pahala Allah lebih baik bagi orang yang beriman dan beramal, dan mereka tidak akan memperolehnya kecuali bila mereka sabar. Sabar terbagi kepada 3 : sabar dalam menjalani ketaatan kepada Allah, sabar dalam menjauhi kema'siatan kepadaNya, dan sabar dalam menerima takdir dariNya.
5.      akibat bagi orang yang sombong dengan hartanya dan tidak mempergunakannya pada jalan yang benar sebagaimana yang diperintahkan Allah ta'ala adalah Allah membenamkannya dan hartanya ke dalam bumi, maksudnya Allah mengambilnya kembali dari hak kepemilikannya, Dia cabut kenikmatan-kenikmatan yang ia rasakan dalam pemanfaatan harta itu. Mungkin harta itu dapat habis karena penyakit yang dideritanya, hartanya habis akibat ditimpa kebakaran, ditenggelamkan oleh banjir ataupun gempa, dan lain-lain. Inilah akibat yang diperolehnya di dunia, sedangkan di akhirat ia akan mendapatkan azab yang berat dari Allah ta'ala. Tidak ada seorangpun yang menolongnya dan ia pun tidak dapat menolong dirinya sendiri, kecuali Allah ta'ala.
6.      perlu diketahui bahwa, harta kekayaan adalah amanah yang dititipkan Allah kepada manusia, maka tidak patut baginya untuk berbuat sewenang-wenang dengannya, apalagi menyombongkan diri dengannya. Harta kekayaan bukanlah bukti keridhoan Allah kepada manusia. Ridho atau tidaknya Allah tergantung pada bagaimana manusia mempergunakan harta itu.
7.      hendaknya mengambi pelajaran dari orang-orang yang telah disebutkan Allah ta'ala dan rasulNya dalam al-qur'an dan as-sunnah (seperti qarun dan 3 orang bani Israel - si sopak, si botak dan si buta -) , bagaimana kebinasaan akibat harta berawal dari penafian (peniadaan) rasa syukur kepada Allah ta'ala.

والله أعلم بالصواب

Tidak ada komentar:

Posting Komentar