Sabtu, 02 Maret 2013

TADABBUR AL-QUR’AN


Perintah mentadabburi al-qur'an
Allah ta'ala berfirman dalam q.s muhammad ayat 24
أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلى قُلُوبٍ أَقْفالُها (24)
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?

Allah ta'ala memerintah manusia untuk mentadabburi al-qur'an, yakni merenungi, memahami, memikirkan, menghayati isi kandungannya yang menunjukkan tanda-tanda kebesaran Allah ta'ala. Di dalamnya terdapat sejarah umat masa lampau dan gambaran kehidupan masa akan datang. Tidak lain, semuanya itu bertujuan bagaimana manusia bercermin dalam menghadapi kehidupan sehari-harinya agar tidak binasa oleh kelalaian dan kepongahannya.

Dalam ayat di atas, Allah ta'ala mengoreksi sebenarnya apa yang salah pada diri manusia sehingga tidak mau memikirkan kandungan al-qur'an dan tidak mau mengambil pelajaran dari ayat-ayatnya atau apakah sumber dari penyakit itu adalah karena hati manusia itu sudah benar-benar tertutup dan terkunci mati sehingga tidak ada celah sedikitpun untuk dapat menerima kebenaran al-qur'an  ketika diajak mendapatkan kehidupan yang bahagia di dunia dan surga di akhirat. Sungguh hal ini adalah keadaan yang sangat riskan dan parah. Tentunya keadaan hewan lebih baik dari pada manusia yang keadaannya  seperti ini. sebagaimana firman Allah ta'ala q.s al-a'raf ayat 179:
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ (179)
Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.

Awal kebahagiaan dengan mentadabburi al-qur'an
Firman Allah ta’ala Q.s shaad ayat 29
كِتابٌ أَنْزَلْناهُ إِلَيْكَ مُبارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آياتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُوا الْأَلْبابِ (29)
Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.

Jalan menuju kebahagiaan yang abadi diawali dengan mentadabburi al-qur'an, yakni merenungi maknanya dan memikirkan hikmah-hikmah yang dikandungnya. Di dalamnya terdapat hidayah, rahmat (kebaikan dan keberkahan yang banyak), dan syifa' (penawar) bagi orang-orang yang berpegang terguh dengannya, serta keselamatan bagi orang-orang yang mengikutinya. Allah ta'ala menurunkan al-qur'an untuk manusia agar mereka mentadabburi dan memikirkan makna-maknanya, bukan semata-mata membacanya. Hal ini bertujuan agar apa yang dibaca seakan-akan nyata dan dapat diambil sebagai pelajaran sebagai pedoman dan pembimbing dalam kehidupan. Dengan tadabbur ini nyatalah bagi manusia akan kebenaran al-qur'an bahwasanya ia benar-benar datang dari sisi Allah ta'ala, karena andaikan ia datang dari selain Allah ta'ala tentu akan muncul berbagai penyimpangan dan kerancuan dari ayat-ayatnya. Sebagaimana firman Allah ta'ala, q.s an-nisa' ayat 82
أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلافاً كَثِيراً (82)
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.

Bagaimana cara mentadabburi al-qur'an?
Setelah kita mengetahui bagaimana besarnya keutamaan dan faedah mentadabburi al-qur'an, tentu kita bertanya bagaimana  cara atau upaya agar kita dapat mentadabburi al-qur'an?
1.         Memilih waktu yang tepat untuk mengkhususkan diri mentadabburi al-qur'an.
2.         Bacalah al-qur'an dengan tartil (perlahan-lahan), tidak tergesa-gesa.
3.         Setelah membaca al-qur'an, selamilah makna-makna yang terkandung dalam al-qur'an dengan membaca tafsir yang dikarang ulama salaf. Seperti kitab tafsir ibnu katsir, al-baghawiy, as-sa'diy,  atau yang lebih tebal seperti kitab ath-thabariy.
4.         Tulislah dan simpulkan hikmah-hikmah atau pelajaran yang dapat diambil dari ayat yang telah dibaca.
5.         Apabila ayat yang dibaca mengandung perintah atau larangan, maka hendaknya kita amalkan, dan jika ayat tersebut mengandung rahmat dan  harapan, maka hendaknya kita berdoa untuk mendapatkannya. Dan jika ayat tersebut mengandung makna ancaman, kisah umat terdahulu yang diazab Allah ta'ala atau tentang neraka, hendaknya kita berdoa agar dijauhkan dari siksaan Allah ta'ala dan menunjukkan rasa sedih serta berupaya untuk menangis.

Wallahu a’lam bishshawab.


Referensi:
1.      Al-qur’an dan terjemahannya
2.      Tafsir al-munir, wahbah az-zuhailiy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar