Selasa, 12 Februari 2013

Mutiara surat nuh 1


Pengutusan nabi nuh as kepada kaumnya

إِنَّا أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ أَنْ أَنْذِرْ قَوْمَكَ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (1) قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي لَكُمْ نَذِيرٌ مُبِينٌ (2) أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاتَّقُوهُ وَأَطِيعُونِ (3) يَغْفِرْ لَكُمْ مِنْ ذُنُوبِكُمْ وَيُؤَخِّرْكُمْ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى إِنَّ أَجَلَ اللَّهِ إِذَا جَاءَ لَا يُؤَخَّرُ لَوْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (4)

Sesungguhnya kami telah mengutus Nuh as kepada kaumnya untuk memperingati kaumnya sebelum datang  kepada mereka azab yang pedih, yaitu azab api neraka di akhirat atau azab ditenggelamkan dengan badai topan di dunia, jika mereka tidak mau menerima dan mengingkari seruan nabi nuh as. Namun, apabila mereka mau bertaubat dan kembali kepada Allah, maka azab itu tidak akan terjadi.
Nuh as berkata kepada kaumnya: "wahai kaumku sesungguhnya aku ini adalah pemberi peringatan yang jelas kepadamu agar kamu tidak mendapatkan siksaan yang berat dari Allah ta'ala. Sembahlah Allah ta'ala tanpa menyekutukanNya dengan sesuatu apa pun, bertakwalah kepadaNya dan taatilah segala perintahNya".


Makna ibadah
Ibadah ialah nama atau sebutan yang mewakili segala aktivitas yang dicintai dan diridhai Allah ta'ala, baik berupa perkataan, perbuatan, yang zhahir maupun batin. Maka shalat, zakat, puasa, haji, jujur dalam perkataan, menunaikan amanah, berbakti kepada orang tua, menyambung hubungan silaturrahmi, menepati janji, amarma'ruf dan nahimunkar, memerangi orang-orang kafir dan munafiqin, berbuat baik kepada tetangga, anak yatim, orang-orang miskin, musafir, budak, dan kepada binatang, berdoa, berzikir, dan membaca al-qur'an adalah aktivitas yang mengandung nilai ibadah.
Demikian pula dengan kecintaan kepada Allah dan rasulNya, khasy-yah (rasa gentar dalam hati) kepadaNya, bertaubat, mengikhlaskan hati, sabar menerima hukumNya dan bersyukur atas nikmat yang diberikan, ridha dengan ketentuanNya, bertawakkal, mengharapkan rahmatNya, takut akan azabNya, dan lain sebagainya merupakan ibadah kepada Allah ta'ala.
Sesungguhnya ibadah kepada Allah adalah tujuan atau puncak dari sesuatu yang paling dicintai dan diridhaiNya, sebagaimana Ia berfirman Q.s az-zariyat ayat 56:
 وَمَا خلقت الْجِنّ وَالْإِنْس إِلَّا ليعبدون
[56 الذاريات :]
Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia, melainkan untuk menyembahKu.
Karena ibadahlah Allah ta'ala mengutus semua rasulNya, seperti perkataan nuh as yang mengajak kaumnya untuk beribadah, q.s al a'raf ayat 59:
{اعبدوا الله مَا لكم من إِلَه غَيره}
Sembahlah Allah, kamu tidak memiliki Tuhan selaiNya.

Makna takwa
Takwa ialah melaksanakan perintah Allah ta'ala dan menjauhi segala perkara yang diharamkanNya dan segala yang mengandung unsur dosa.

Buah dari ketaatan:
  1. Mendapatkan ampunan dosa dan kesalahan
  1. Dipanjangkan umurnya
Ketahuilah bahwasanya apabila ajal telah sampai, maka tidak akan diundur walau sedetikpun.

Betapa butuhnya kita kepada ampunan Allah ta'ala
Tabiat manusia adalah suka melalaikan segala kebaikan, melakukan apa yang menguntungkan dunianya, dan sering berkeluh kesah dengan apa yang terjadi. Sedikit sekali di antara mereka amalannya yang berorientasi akhirat.
Allah ta'ala berfirman Q.s al-ma'arij:
إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا (19) إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا (20) وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا (21)
Tetapi mereka tidak sadar hakikat yang diperbuatnya itu, apakah bernilai ibadah atau tidak.

Hakikat panjang umur
Makna dari umur yang panjang adalah keberkahannya. karena seseorang apabila memiliki keimanan dan melaksanakan ketaatan seakan-akan ia memiliki umur yang panjang walaupun pada lahirnya ia memiliki umur yang pendek. Namun sebaliknya, apabila seseorang yang suka bermaksiat dan kufur maka seakan-akan umurnya itu pendek (waktu terasa singkat). Berapa banyaknya orang memiliki umur yang panjang tetapi tidak benilai dalam pandangan Allah ta'ala, karena ia mempergunakan untuk kemaksiatan kepadaNya. Dan kita juga lihat, berapa banyaknya orang yang memiliki umur yang pendek, namun sangat berharga di sisi Allah ta'ala, karena ia pergunakan untuk ibadah yang berorientasi pahala akhirat.
Oleh karena itu, orang yang berakal adalah orang yang bersegera melakukan ketaatan sebelum datang azab yang menyiksa, karena apabila Allah ta'ala memerintahkan untuk menyiksa hambaNya, maka tidak ada yang dapat menolak dan menahan datangnya azab tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar