KHUTBAH
PERTAMA ‘IEDUL-FITHR
Ahad-19/08/2012
di Masjid Nurul-ihsan
الله أكبر
(سبع مرة), الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا, لا إله إلا
الله وحده صدق وعده ونصر عبده وأعز جنده و هزم الأحزاب وحده , لا إله إلا الله ولا
نعبد إلا إياه , مخلصين له الدين ولو كره الكافرون .
الحمد لله، نحمده ونستعينه ونستهديه ونستغفره ونتوب إليه وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، إله الأولين
والآخرين، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، وحبيبه وخليله، وأمينه على وحيه، بلغ الرسالة،
وأدى الأمانة، ونصح الأمة، وجاهد في الله حق جهاده، تركنا على المحجة البيضاء ليلها
كنهارها لا يزيغ عنها إلا هالك، فصلى الله وسلم وبارك عليه وعلى آله وأصحابه ومن سار
على نهجه، واقتفى أثره ودعا بدعوته إلى يوم الدين.
أما بعد:
فأوصيكم - أيها الناسُ - ونفسي بتقوى الله، فمَن اتقى اللهَ وقاه، ومَن
لجأ إليه حماه، وأسعدَه وما أشقاه، يقول الله جلّ في علاه: { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
} { آل عمران :102 } .
Allahu
akbar 3 X wa lillahilhamd …
Di hari yang
fithri ini, Wajah-wajah ceria dan riang tersemburat di tengah-tengah kaum
muslimin. Terlihat anak-anak kecil, remaja, orang tua, laki-laki dan
wanita dengan pakaian-pakaian kebahagian
ikut menyemarakkan suasana. rumah-rumah dibersihkan lantai dan kacanya dari
debu-debu dan kotoran, pintu-pintu dan jendelanya dihiasi dengan kain gorden
yang indah, dan tidak luput pula hidangan khas hari raya telah sedia menanti di
atas meja dengan berbagai aneka ragam makanan yang memang diperuntukkan
menyambut hari raya, bukan makanan untuk melampiaskan hawa nafsu dan selera
yang sebulan penuh terhalang menikmatinya, tetapi makanan yang diperuntukkan untuk
memperkuat tali silaturrahmi yang selama
ini barangkali sudah hampir mendekati jurang kehancuran. Kaum muslimin di
berbagai belahan bumi mana pun, di rumah-rumah, di jalan-jalan, di pasar-pasar,
meninggikan suara sahut menyahut
melantunkan takbir, tahlil dan tahmid (Allahu akbar 3 X, la ilaha illallahu
Allahu akbar walillahilhamd). Semuanya meninggikan kalimat-kalimat ilahi. Tanpa
disadari, alampun ikut merayakan hari yang suci ini, alam juga ikut melantunkan
kalimat-kalimat takbir, tahlil, dan tahmid dengan lisan yang sesuai dengan
keadaannya, manusia tidak mengerti karena itulah kelemahannya. Hari ini
merupakan hari persatuan kaum muslimin, di belahan bumi mana pun umat islam
merayakannya, bukti kemenangan ketakwaan mengalahkan hawa nafsu.
Allahu
akbar 3 X walillahilhamd…
Sebulan penuh kita melaksanakan ibadah puasa di bulan yang penuh
berkah, bulan yang teramat agung dari sekalian bulan, syahrur-rahmah
(bulan rahmat), wa syahrul-maghfirah (bulan pengampunan), wa syahru
al-‘itqum-minnaar (bulan pembebasan dari api neraka), yaitu bulan ramadhan.
Bulan yang paling mulia di sisi Allah
ta’ala. Pada siangnya kita- kaum muslimin berpuasa dan pada malamnya
kita menghidupkan malamnya dengan qiyamullail. Kita mengisi bulan
ramadhan dengan berbagai macam bentuk ibadah sebagai bentuk taqarrub
(mendekatkan diri) kepada Allah, sembari mengharapkan pahala dan takut akan
siksaanNya. Kemudian, hari-hari dan malam-malam yang penuh kemuliaan itu pun
sudah berlalu, kita telah melewati salah satu fase dari fase-fase kehidupan
kita yang tidak akan kembali lagi, tetapi yang tetap tinggal adalah apa yang
kita tinggalkan dari bulan itu berupa kebaikan atau keburukan sebagai bekal
menghadapi hari akhirat, di hari yang tidak berguna lagi harta dan anak-anak
kecuali orang yang datang ke hadapan Allah subhanahu wata’ala dengan membawa
hati yang sehat, hati yang selamat. Allah swt berfirman:
{ فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْراً يَرَهُ * وَمَنْ يَعْمَلْ
مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرّاً يَرَهُ } [الزلزلة:7-8].
{ يَوْمَ لا يَنْفَعُ مَالٌ وَلا بَنُونَ * إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ
بِقَلْبٍ سَلِيمٍ * يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍ مُحْضَراً
وَمَا عَمِلَتْ مِنْ سُوءٍ تَوَدُّ لَوْ أَنَّ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُ أَمَداً بَعِيداً
} [آل عمران:28-30]
Beruntunglah bagi orang yang beruntung dan merugilah bagi orang
yang merugi di bulan itu. Merugi bagi orang yang menyia-nyiakan ibadah puasa di
dalamnya. karena ia telah meruntuhkan salah satu rukun dari rukun-rukun syariat
islam. Merugi bagi orang yang menuruti 2 syahwatnya; syahwat perut dan syahwat kemaluannya.
Hari-harinya di bulan itu, Ia biarkan kedua matanya melihat apa yang diharamkan
Allah ta’ala, membiarkan telinganya mendengarkan apa yang dibenci Allah ta’ala,
dan melakukan berbagai macam perbuatan yang mendatangkan murka Allah tabaraka
wa ta’ala. Ia membiarkan hatinya menikmati segala kenikmatan dunia yang akan
sirna. Ia menghabiskan seluruh waktunya dengan begadang (berbicara pada malam
hari) dengan ucapan yang sia-sia dan banyak tertawa dan bersenda gurau,
sehingga ia telah menyia-nyiakan curahan rahmat Allah ta’ala.
Juga, merugi bagi orang yang bakhil (menahan) sebagian rezki
yang Allah berikan kepadanya terhadap orang-orang fakir. Hal ini berarti ia
telah menghancurkan salah satu pondasi dari pondasi-pondasi iman yaitu al-ukhuwwah
al-islamiyah (persudaraan se-islam), padahal persaudaraan se-islam
adalah hubungan yang paling erat di sisi Allah dibandingkan dengan persaudaraan
senasab. Termasuk juga orang yang merugi di bulan itu, adalah orang yang tidak
mendekatkan dirinya dengan Al-qur’an ul-karim. Berarti ia telah mengharamkan
dirinya mendapatkan berkahnya yang telah Allah janjikan untuk orang-orang yang
bertakwa.
Barangsiapa yang merugi di bulan ramadhan di tahun ini, maka
tidak pantas baginya untuk larut dalam ratapan kesedihan dan berputus asa dari
rahmat Allah ta’ala. Karena Allah ta’ala berfirman dalam Q.s az-zumar:
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا
مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ
الرَّحِيمُ (53) وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ
الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ (54) وَاتَّبِعُوا أَحْسَنَ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ
مِنْ رَبِّكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ بَغْتَةً وَأَنْتُمْ لَا
تَشْعُرُونَ (55)
Sebaliknya, yang wajib dilakukan oleh orang yang khasir
(merugi) adalah mengoreksi dirinya, mengenali kelemahan-kelemahannya, memperjuangkan
agama Allah karena Allah, memaksakan dirinya untuk mendapatkan ridhaNya,
membiasakan dirinya berpuasa pada hari-hari diberkahi sebagaimana yang
diinginkan Allah. Senantiasa memberi sebagai ganti kebakhilan, senantiasa mencintai
sebagai ganti membenci, senantiasa mengikat diri dengan al-qur’an sebagai ganti
menjauhinya, senantiasa menahan diri dari segala perkara yang diharamkan Allah
ta’ala, sehingga apabila datang bulan ramadhan berikutnya –insyaAllah-, ia
dapat menghadapinya dengan diri yang sudah terlatih (terbiasa) dalam
bermu’amalah dengan Rabbnya di bulan itu. ia dapat melepaskan dirinya dari
penyakit-penyakit jiwa yang dapat membinasakannya. Allah ta’ala maha penolong
bagi setiap orang yang berkehendak meminta pertolonganNya, dan sangat senang
kepada orang yang kembali dengan taubat di hadapanNya. Sebagaimana Allah
berfirman dalam Q.s al-baqarah: 222:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
(222)
Allahu
akbar 3 X la ilaha illah Allahu akbar walillahilhamd …
Sesungguhnya,
meskipun bulan ramadhan telah berlalu, tetapi amalan-amalan yang dilakukan
sebagai seorang muslim dalam rangka mentaati Tuhannya dan konsisten di atas
ajaran islam itu tidak memiliki akhir kecuali dengan kematian. Allah ta’ala
berfirman:
{ وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ } [الحجر:99].
Hendaklah setiap jiwa mewaspadai dirinya terjerumus, terjerambab
kembali ke lembah ma’siat setelah ramadhan, karena Tuhan pemilik bulan-bulan
itu hanya satu yaitu Allah ta’ala ( tidak ada istilahnya Tuhan di bulan
ramadhan, tuhan di bulan syawal, dan tuhan di bulan zul-qa’dah). Maka, seburuk-buruk kaum adalah
orang yang hanya mengenal Tuhan pada bulan ramadhan, atau seburuk-buruk kaum
adalah orang yang tidak mengenal Allah kecuali pada satu bulan dengan berbagai
sikap berlebih-lebihan dan kelengahan, sedangkan pada sebelas bulan lainnya ia
melakukan kema’siatan.
Ma’asyiral-muslimin jama’ah shalat ied yang dimuliakan Allah
swt…
Bertakwalah kepada Allah dan jangan anda hancurkan apa yang
telah anda bangun dengan berbagai bentuk amal shaleh pada bulan ramadhan, karena
di antara tanda diterimanya kebaikan adalah kebaikan itu diiringi oleh kebaikan
lainnya. Kembali kepada kema’siatan setelah bertaubat darinya merupakan
keburukan di atas keburukan dan dosa yang lebih besar dari sebelumnya. Di
hadapan kita terdapat timbangan yang akan menimbang kebaikan-kebaikan dan
keburukan-keburukan kita. Allah ta’ala berfirman:
{ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ *
وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ
خَالِدُونَ * تَلْفَحُ وُجُوهَهُمُ النَّارُ وَهُمْ فِيهَا كَالِحُونَ } [المؤمنون:102-104].
Ma’asyiral-muslimin…
Orang yang
memperhatikan dan merenungkan keadaan kebanyakan kaum muslimin pada hari ini,
setelah berlalunya bulan ramadhan, terdapat kelompok-kelompok yang
bermacam-macam dan kondisi yang berbeda-beda di antara mereka ketika di bulan
ramadhan dan setelah ramadhan. Hal itu, kaum muslimin hari ini terbagi menjadi
beberapa kelompok setelah ramadhan, di antara mereka ada yang tetap istiqomah
melakukan ketaatan kepada Allah, membaca kitabNya, menjaga shalat 5 waktunya
dan ibadah-ibadah lainnya, serta menjauhi perkara-perkara yang diharamkan. Sungguh
keberuntungan bagi mereka yang diterima amal ibadahnya. Sungguh keberuntungan
bagi orang yang mengikuti jejak-jejak para salafussoleh, mereka yang berdoa
kepada Allah selama 6 bulan (sebelum ramadhan) agar mereka mendapatkan bulan
ramadhan, kemudian berdoa 6 bulan setelahnya agar ibadah yang mereka lakukan di
bulan ramadhan diterima di sisi Allah ta’ala. Seluruh waktu mereka bernilai
ibadah.
Di antara
manusia dengan sangat disayangkan, ada yang merasakan puasa di bulan ramadhan
lebih berat baginya dari pada mendaki gunung yang tinggi menjulang dan ia
selalu berangan-angan kapan datangnya hilal bulan syawal, kapan terdengar
takbiran, agar ia dapat berhari raya-berlebaran dan kembali dengan leluasa
melanggar syariat-syariat agama. Orang seperti ini telah meneguk racun cinta
kepada kemaksiatan dan kemungkaran ke dalam hatinya serta membenci ketaatan dan
sarana-sarana mendekatkan diri kepada Allah ta’ala. Tidak ada pengaruh bulan
ramadhan bagi diri dan hatinya, ia kembali meninggalkan masjid, mushaf
al-qur’an, kembali memenuhi nafsu syahwatnya, kelalaian, kerusakan-kerusakan,
permainan, senda gurau dan lain-lainnya. Itulah yang terjadi sekarang ini di
tengah-tengah kaum muslimin. La haula wa la quwwata illa billahi..!
Kenyataan yang
memilukan ini tidak ada yang meridhainya kecuali A’daaul-islam (musuh-musuh
islam), mereka selalu menunggu kesempatan kapan umat islam lengah sehingga
mereka dengan laluasa dapat menggelincirkan agama dan akidah umat islam, bahkan
mereka mengerahkan segala kemampuan dan kekuatan baik berupa waktu, energy, materi,
dan lain-lainnya, yang dapat menghalangi-halangi kaum muslimin dalam
melaksanakan ajaran agamanya. Inilah kenyataan yang tidak disadari oleh
sebagian besar kaum muslimin. Betapa hinanya kita, jikalau orang-orang kafir
bersungguh-sungguh dalam kebatilannya untuk menyesatkan umat islam, sedangkan
kita berada di atas kebenaran lalai dalam mempertahankan kebenaran itu.
Apa arti
kebanggaan sebagai umat islam, sedangkan kita tidak mengerti hakikat islam yang
benar, hakikat keimanan, tidak mengerti hukum-hukum islam, tidak pandai
mengerjakan shalat yang benar, apa itu al-qur’an, siapa itu rasulullah saw?.
Pertanyaan-pertanyaan yang hanya bisa dijawab dengan belajar.
Ma’asyiral-muslimin jama’ah shalat ied yang dimuliakan Allah
swt…
Tidak ada yang
akan merubah diri kita ini kecuali diri kita sendiri. Apakah kita ingin
merubahnya kepada arah yang lebih baik atau merubahnya ke arah yang lebih buruk.
Pilihan ada ditangan kita masing-masing, sebab itulah Allah membekali kita
dengan akal agar dapat memilih mana yang baik dan mana yang buruk, dan hati
menetapkan dan mengokohkannya, bukan dengan nafsu, karena nafsu lebih cenderung
kepada keburukan. Firman Allah ta’ala Q.s ar-ra’d ayat 11:
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Oleh karena
itu, marilah kita bersama-sama senantiasa memperkuat akidah kita dan
memperdalam pengetahuan kita tentang ajaran islam serta istiqomah
melaksanakannya. Selalu melakukan ketaatan kepada Allah, menegakkan amar ma’ruf
dan nahyi munkar, dan membimbing generasi-generasi kita ke jalan yang benar.
Mudah-mudahan kejayaan islam yang kita tunggu-tunggu sudah berada di pintu
gerbangnya.
بارك الله لي ولكم في القرآنِ العظيمِ، ونفعني وإياكم بسنةِ النبيِ
الكريمِ، عليه أفضلُ الصلاةِ وأزكى التسليمِ، أقولُ ما تسمعونَ وأستغفرُ اللهَ لي ولكم
من كلِّ ذنبٍ فاستغفروه إنه هو الغفورُ الرحيمُ.
KHUTBAH
KEDUA ‘IEDUL-FITHR
Ahad-19/08/2012
di Masjid Nurul-ihsan
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر ، الله أكبر .. الله أكبر كبيراً ،
والحمد لله كثيراً وسبحان الله بكرة وأصيلاً. الحمد لله رب العالمين،
والعاقبة للمتقين ولا عدوان إلا على الظالمين، والصلاة والسلام على المبعوث رحمةً للعالمين
وقدوةً للخلائق أجمعين، نبينا محمدٍ وعلى آله وصحبه الطيبين الطاهرين ومن سار على نهجهم
إلى يوم الدين.
أما بعد:
فاتقوا الله عباد الله، اتقوه حق التقوى، وراقبوه في السر والنجوى،
واشكروه جل وعلا أن هداكم للإسلام، ووفقكم للصيام والقيام، وعلى ما تنعمون به في هذه
الأيام من أيام عيد الفطر المبارك.
Ma’asyiral-muslimin
Sesungguhnya menandingi nikmat ibadah di bulan ramadhan dengan
melakukan perbuatan maksiat selepas ramadhan termasuk perilaku mengganti nikmat
Allah dengan kekufuran, barangsiapa yang telah berazzam (bertekad) kembali lagi
kepada perbuatan maksiat selepas ramadhan, maka hendaklah ia merasa khawatir
ibadah puasanya ditolak oleh Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman Q.s an-nahal
ayat 92:
وَلَا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ
أَنْكَاثًا تَتَّخِذُونَ أَيْمَانَكُمْ دَخَلًا بَيْنَكُمْ أَنْ تَكُونَ أُمَّةٌ هِيَ
أَرْبَى مِنْ أُمَّةٍ إِنَّمَا يَبْلُوكُمُ اللَّهُ بِهِ وَلَيُبَيِّنَنَّ لَكُمْ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ مَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ (92)
Sesungguhnya bulan demi bulan, tahun demi tahun, malam-malamnya
dan siang-siangnya semuanya adalah pembatas-pembatas ajal manusia dan
waktu-waktu beramal, kemudian waktu itu berlalu
dengan segera dan hilang dengan cepatnya.
Dan yang tetap tinggal yang tidak akan sirna, senantiasa ada yang tidak berubah
dalam segenap waktu adalah Tuhan yang esa, Ia selalu mengawasi dan menyaksikan
perbuatan-perbuatan hamba-hambaNya.
Bertakwalah kepada Allah ta’ala, teruslah mentaatiNya dan
meninggalkan perbuatan mendurhakaiNya, karena setiap waktu yang disia-siakan
oleh seorang hamba dari ketaatan kepada Allah, maka ia adalah orang yang
merugi. Setiap saat yang ia lalai dari zikir kepada Allah, maka pada hari
kiamat ia akan menyesalinya. Allah ta’ala berfirman:
{ مَنْ عَمِلَ صَالِحاً فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا وَمَا
رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ } [فصلت:46].
Ma’asyiral-muslimin…
Sesungguhnya
karunia Allah ta’ala terus-menerus tercurah kepada anda, musim-musim ampunan
senantiasa datang silih berganti bagi orang yang diberikan taufik oleh Allah
dalam memanfaatkannya. Setelah selesai bulan ramadhan penuh berkah, tidak lama
lagi bulan haji ke baitullah al-haram sudah menanti, sebagaimana orang yang
berpuasa dan qiyamullail pada bulan ramadhan Allah akan mengampuni dosanya.
Demikian pula bagi orang yang haji ke baitullah dan tidak berkata-kata kotor
dan keji dalam menunaikannya, maka ia bersih dari dosa seperti ia baru
dilahirkan oleh ibunya.
{ إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً } [الأحزاب:56].
اللهم اغفر
للمسلمين والمسلمات، والمؤمنين والمؤمنات، الأحياء منهم والأموات، إنك سميع قريب مجيب
الدعوات. اللهم أعز الإسلام والمسلمين، وأذل الشرك والمشركين، ودمر أعداء الدين، على
اختلاف مللهم يا رب العالمين، اللهم أنزل عليهم بأسك الذي لا يرد عن القوم المجرمين، اللهم
وفق المسلمين لما تحب وترضاه، اللهم جنبهم الفواحش والفتن، ما ظهر منها وما بطن. اللهم أصلح أحوال المسلمين في مشارق الأرض ومغاربها، وأصلح قادتهم وأمراءهم،
وعلماءهم وشبابهم ونساءهم يا رب العالمين. ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل
في قلوبنا غلاً للذين آمنوا ربنا إنك رءوف رحيم. ربنا تقبل منا إنك أنت السميع العليم، وتب علينا إنك أنت
التواب الرحيم، واغفر لنا ولوالِدِينا ولجميع المسلمين، الأحياء منهم والميتين، برحمتك
يا أرحم الراحمين. ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين. ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار. سبحان ربك رب العزة عما يصفون، وسلام على المرسلين، والحمد
لله رب العالمين.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar