Rabu, 13 April 2011

istilah-istilah hadits (1)

KAJIAN TENTANG HADITS SEBAGAI PENTAFSIR AL-QUR'AN

MENGENAL ISTILAH-ISTILAH HADITS
·         PENGERTIAN HADITS, SUNNAH, KHABAR, ATSAR DAN HADITS QUDSI

Pengertian
Secara bahasa
Secara istilah
Hadits
Baru, dekat, khabar
Segala perkataan nabi saw, perbuatan-perbuatannya dan ketetapan beliau.
Sunnah
Cara, jalan yang ditempuh, tradisi, ketetapan.
Menurut ahli hadits: segala yang bersumber dari nabi Muhammad saw baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir (ketetapan), tabiat, budi pekerti, maupun perjalanan hidup beliau, baik sebelum beliau diangkat menjadi rasul maupun sesudahnya.
Menurut ahli usul-fiqh: segala sesuatu yang bersumber dari nabi saw selain al-qur'an, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun taqrirnya yang pantas untuk dijadikan dalil bagi penetapan hukum syara' (hokum agama)
Khabar
Warta atau berita
Khabar adalah suatu berita, baik yang berasal dari nabi Muhammad saw, para sahabat, maupun para tabi'in.
Atsar
Bekas atau sisa dari sesuatu
Menurut mayoritas ulama, atsar secara istilah sama dengan hadits. Sementara itu, ada sebagian ulama yang berpendapat bahwa atsar mempunyai arti yang lebih umum dibandingkan dengan khabar.
Menurut para ahli fiqh: istilah atsar merupakan perkataan sahabat, tabi'in, dan ulama salaf.
Hadits qudsi

Menurut ath-thibby, hadits qudsi adalah sesuatu yang dikehendaki Allah ta'ala untuk disampaikan kepada nabi Muhammad saw melalui ilham atau mimpi. Kemudian, nabi saw menyampaikannya kepada umatnya menurut susunan bahasanya sendiri dengan menyandarkannya kepada Allah ta'ala.
Biasanya hadits ini didahului dengan lafal:
·           قال النبي صلى الله عليه وسلم قال الله عز وجل
·           قال النبي صلى الله عليه وسلم فيما يرويه عن ربه
·           قال تعالى فيما رواه عنه رسول الله صلى الله عليه وسلم

·         PERBEDAAN ANTARA AL-QUR'AN, HADITS QUDSI DAN HADITS NABAWI

Perbedaan
Al-qur'an
Hadits qudsi
Hadits nabawi
Segi bahasa dan makna
Diturunkan dengan bahasa dan maknanya langsung dari Allah ta'ala
Hadits yang maknanya dari Allah ta'ala, sedangkan bahasanya dari nabi saw
Bahasa dan maknanya dari nabi saw
Segi periwayatan
Harus sesuai dengan lafaznya, Tidak boleh diriwayatkan dengan maknanya saja
Boleh dengan ketentuan tidak boleh mengurangi makna yang dikandungnya
boleh dengan ketentuan tidak boleh mengurangi makna yang dikandungnya
Segi kemu'jizatan
Al-qur'an baik lafazh maupun maknanya merupakan mu'jizat
Lafazh dan maknanya bukan mu'jizat
Lafazh dan maknanya bukan mu'jizat
Segi nilai membacanya
Diperintahkan untuk dibaca, baik pada waktu shalat, maupun di luar shalat dan membacanya bernilai ibadah
Dilarang dibaca sewaktu dalam shalat dan membacanya tidak bernilai ibadah
Dilarang dibaca sewaktu dalam shalat dan membacanya tidak bernilai ibadah

·         MACAM-MACAM SUNNAH

Macam-macam sunnah
Pengertian
Contoh
Sunnah qauliyah
Bentuk perkataan atau ucapan yang disandarkan kepada nabi Muhammad saw. 
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : كلمتان خفيفتان على اللسان ثقيلتان في الميزان حبيبتان على الرحمن : سبحان الله وبحمده وسبحان الله العظيم (متفق عليه)
Rasulullah saw bersabda: dua kalimat yang ringan diucapkan, tetapi berat ditimbangan, dan disukai Allah yang maha rahman, yaitu: subhanallahi wabihamdihi wa subhanallahi al-'azhim.
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضا (رواه البخاري ومسلم)
Rasulullah saw bersabda: (perumpamaan) orang mu'min dengan mu'min yang lainnya seperti sebuah bangunan, yang satu dengan yang lainnya saling menguatkan.
Sunnah fi'liyah
Segala perbuatan yang disandarkan kepada nabi Muhammad saw.
عن جابر بن عبد الله قال كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يصلي على راحلته حيث توجهت فإذا أراد الفريضة نزل فاستقبل القبلة (متفق عليه)
Dari jabir, ia berkata adalah rasulullah saw pernah shalat di atas tunggangannya, ke mana saja tunggangannya itu menghadap. Maka, apabila beliau hendak melakukan shalat fardhu, beliau turun dari kendaraannya. Kemudian, shalat menghadap kiblat. 
صلوا كما رأيتموني أصلي
Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat
Sunnah taqririyah
Sunnah yang berupa ketetapan nabi Muhammad saw. Terhadap apa yang datang atau yang dilakukan para sahabatnya.
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ خَرَجَ رَجُلَانِ فِي سَفَرٍ فَحَضَرَتْ الصَّلَاةُ وَلَيْسَ مَعَهُمَا مَاءٌ فَتَيَمَّمَا صَعِيدًا طَيِّبًا فَصَلَّيَا ثُمَّ وَجَدَا الْمَاءَ فِي الْوَقْتِ فَأَعَادَ أَحَدُهُمَا الصَّلَاةَ وَالْوُضُوءَ وَلَمْ يُعِدْ الْآخَرُ ثُمَّ أَتَيَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَا ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ لِلَّذِي لَمْ يُعِدْ أَصَبْتَ السُّنَّةَ وَأَجْزَأَتْكَ صَلَاتُكَ وَقَالَ لِلَّذِي تَوَضَّأَ وَأَعَادَ لَكَ الْأَجْرُ مَرَّتَيْنِ (أخرجه أبو داود)
Dari abu sa'id al-khudri, ia berkata: dua orang laki-laki pergi melakukan perjalanan, ketika sampai waktu shalat, keduanya tidak mendapatkan air. Mereka berdua bertayamum dengan debu yang bersih, lalu keduanya melakukan shalat. Setelah itu, mereka menemukan air. Salah seorang di antara mereka berwudhu dan mengulangi shalatnya, sedangkan yang lain tidak mengulangi shalatnya. Keduanya datang kepada menghadap rasulullah saw, lalu menceritakan hal itu. Kepada yang tidak mengulangi shalatnya, beliau berkata: "kamu telah melakukannya sesuai dengan sunnah". Sedangkan kepada yang lain beliau berkata: "kamu mendapatkan pahala dua kali".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar