لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آَمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآَتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآَتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ (177)
Pelajaran yang dapat dipetik dari Q.S Al Baqarah : 177
1. Ayat ini turun sebagai bantahan atas orang-orang yahudi dan nasrani ketika mereka menghebohkan masalah pemindahan kiblat kaum muslimin dari baitul muqaddas ke al-ka'batul musyarrafah. Memang adalah tabiat manusia apabila sesuatu dianggap sakral (disucikan) dirubah, ditukar atau dipindahkan, maka akan banyak manusia yang mencela dan menentangnya, Meskipun itu (hal perubahan) berasal dari perintah Allah ta'ala. Karena sangat susah mengubah suatu kebiasaan, walaupun kebiasaan itu adalah sesuatu yang buruk.
2. Manusia dalam kehidupan ini hendaknya senantiasa melakukan kebajikan. kata al-birr adalah sebuah sebutan yang mencakup segala kebajikan. Adapun pokok-pokok kebajikan telah dijelaskan dalam ayat ini, yang mana meliputi perkara ; tauhid atau aqidah, kemudian 'amaliyah badaniyah dan maaliyah, serta mu'amalah hasanah ; di antaranya adalah :
Þ Beriman dengan Allah, dengan hari akhir, dengan para malaikatNya, dengan kitab-kitabNya, dan dengan para nabiNya.
Þ Memberikan infak (santunan harta) yang paling dicintai kepada orang-orang yang dekat (karib kerabat), anak-anak yatim, orang-orang miskin, ibnu sabil, peminta-minta, dan budak yang ingin memerdekakan dirinya.
Þ Mendirikan sholat, dan menunaikan zakat.
Þ Memenuhi janji apabila mereka berjanji.
Þ Sabar ketika dalam keadaan fakir dan dalam menghadapi peperangan (bertemu dengan musuh).
Perkara-perkara yang disebutkan di atas merupakan simpul tali islam yang kokoh dan saling berkaitan. Apabila salah satu dari perkara itu diabaikan oleh kaum muslimin, maka akan timbul ketimpangan dan ketidakstabilan dalam bangunan masyarakat mereka.
3. Dalam ayat ini, Allah menyebutkan orang-orang yang sangat perlu disantuni. Memberikan infaq (harta) kepada orang lain, hendaklah sesuatu yang baik (pantas) dan dicintai. Karena sesuatu yang kita inginkan (sukai) tentunya orang lain juga menyukainya. Hidup yang penuh kesederhanaan terwujud dengan adanya kepedulian terhadap orang lain. Islam adalah agama yang sangat mengutamakan kepentingan sosial, bukan menggemukkan individu semata.
4. Orang-orang yang disebutkan dalam ayat ini, merekalah orang-orang yang benar dalam iman mereka dan merekalah orang-orang yang bertakwa yang sedang meniti jalan surga Allah.
والله أعلم بالصواب
Tidak ada komentar:
Posting Komentar